Swan Pencil |
Rencana mau ikut beberapa temen yang latihan lempar-lempar di seputaran Untan batal karena bangun udah kesiangan. Mau ke pastengpun males, lagi bokek ombrow, takut puyeng lihat joran spinning cantik mumer kemaren, hehehehehehehe...
Nelayan Korban Mode |
Jam 9 pagi cabut, apalagi kalau bukan nguber gabus. Laju motor ku perlambat ketika melintas di atas jembatan sebelum Perum Dua. Air lagi pasang naik. Tapi perjalanan tetap aku lanjutkan. Boncos apa sutrek tidak jadi soal. Niataku pengen nyoba action lure pencil yang memang jarang aku bawa mengingat spot gabus rata rata agak extreme untuk melempar lure dengan dua buah treble hook. Pun karena joran baitcastingku, nemesis II 17 lbs actionnya agak kaku, jadi si pencil gak bisa geyal geyol. Na, kali ini aku coba dengan si Armatus dan Penulum 25 lbs yang actionnya medium. Kalau pake joran spinning scorpion 15 lbs kemaren, aku udah bisa.
Sampai di Sungai Rengas, setelah Puskesmas Pembantu melewati sebuah jembatan, aku belok kiri. Sampai di perapatan kanal aku belok kiri, jalan ini kalau kita telusuri terus bakal tembus ke jalan Pemuda. Di bawah gerombolan pohon pisan aku singgah dan memarkir motorku, setting perangakat lantas mencoba melempar ke sungai besar di samping kanan jalan. Pe 1,2 keluar dengan smooth dari spool meski lure yang ku pake terbilang ringan dan kecil. Ah beruntung fikirku, meski lbs rod 25, actionnya lentur.
Gabus Nelan Froggy |
Setelah puas latihan lempar lemparan di sungai besar. Aku beranjak ke parit kecil di antara barian pohon kelapa. Air bening, dasar parit dan tumbuhan air di dalam parit terlihat jelas, sampai ke tengah, hanya ada sekali sambaran kecil namun mocel. Begitu pula di parit kedua, malah tidak ada sambaran sama sekali. Keluar dari parit aku lantas menggeber motorku menuju parit yang agak gede. Setahuku, parit ini penuh lumut. Namun karena air tinggi, lumutnya jadi jauh ke bawah. Ah, tak salam mencoba fikirku, mana tau ada gabus ngumpet di tepi tepi tanggul yang bersemak.
Dan benar saja, baru beberapa kali lemparan, seekor gabus akhirnya tergoda juga dengan aksi si Jelau Frog. Seperti biasa, foto foto dan karena masih kecil, gabus sutrek perdana hari ini kulepaskan kembali. Bergerak lagi beberapa meter ke depan sambil melakukan lemparan, ada tiga kali sambaran sayang semuanya mocel. Tiba di depan sebuah pondok kecil, aku istirahat sejenak, meski gumpalan awan yang berarak di langit lumayan banyak, namun tidak mampu menahan sinar matahari yang mulai terasa menyengat. Untunglah, ujung atap pondok lebih dari sekedar cukup buatku untuk menghindar sejenak dari kegarangan si bola api.
Gabus Laper |
Bersandar di dinding pondok, berselonjor, merokok sambil memandang tunggul tunggul batang padi yang sepertinya baru beberapa hari lalu dibabat para petani, Pohon kelapa yang masih kecil berjejer rapi di kiri kanan pondok sepanjang tanggul pembatas antara pondok dan petak sawah menjadi tantangan sendiri untuk akurasi lemparan, salah salah, lure nyangkut di ujung ujung pohon kelapa. Namun meskipun begitu, lure masih bisa di selamatkan karena paritnya tidak terlalu lebar.
Ujung daun kelapa tadi ada yang menyentuh permukaan air di kanal membuat kita mau tak mau harus memakai jurus "nebas rumput" atau kadang malah gaya "cengelele*" dalam melakukan lemparan. bahkan dua kali tadi, nyaris aku pulang awal karena pe 1,2 yang kupakai kalau kusust agak repot juga membetulkannya. Pasalnya sama aja, saking geram karena mocel, lemparan jadi tidak terkontrol, mengayunkan joran ke belakang lalu melakukan lemparan dengan power penuh tanpa menyadari kalau lure tersangkut di daun kelapa. Line jadi bergumpal di spot membentuk anyaman mirip indomie, bahasa casting-nya, backlash.
Gabus Sungai Rengas |
Setelah istirahat kurasa cukup, aku kembali bergerak ke ujung kanal. Kali ini aku mencoba peruntungan degan lure pencil. Pada lemparan ke tiga akhirnya seekor gabus tertipu oleh lenggak lenggok si pencil, Foto-foto lantas mengamankan ke si gabus ke dalam kantong keresek. Lanjut lagi ke ujung, ganti lure dengan hardfrog yang kau lupa merknya, kipasnya kulepaskan. landed lagi seekor. Hingga hampir dekat ke ujung kanal, satu sambaran dahsyat membuat si hardfrog ijo sampe terpental, lempar lagi, sayang gabusnya cuek aja.
Lure ku ganti softfrog merek hinomiya, landed 2 ekor mama gabus. Balik arah ke pondok tadi, lure ku ganti si sangun orange, sayang, dua kali sambaran kecil mocel semua. Sampai di pondok aku istirahat lagi karena kegerahan. Air mineral dan sebotol energy drink sepertinya tak mampu mengimbangi banyaknya keringat yang keluar. Jam 11 siang aku benar-benar sudah tidak kuat lagi. Beranjak dari situ geber motor keluar dari area kanal menuju warung kecil di depan jalan Pemuda. Pesan es teler sambil kemas-kemas pancing. Selepas Adzan zuhur, aku pulang
2 komentar:
bole nanya ndak wak... beli lure bwt gabus dimane... saye biase mancing diparit banjar kalimas...
@ Anonim > Silahkan meluncur ke toko pancing di seputaran pasar tengah, di jalan mahakam serta beberapa ruko di dalam lorong di jalan mahakam tadi. Bisa juga ke Muara Fishing Shop di dekat pelabuhan Senghie.
Piranti serta kelengkapan mansing teknik casating udah lumayan lengkap di kota kini brow... silahkan meluncur ke tkp
Thanks udah sudi mampir di blog sederhana saya ini
Posting Komentar